Senin, 29 Desember 2014

Senjamu ( Puisi Cinta )

Izinkan aku menikmati senjamu,
tidak pagi atau malam mu . . .
biarkan saja aku menikmati senjamu,
bukan sejuk pada pagi mu,
atau kelam pada malam mu,
     ya, biarkan saja aku menikmati senjamu.
tidak perlu lama, aku hanya butuh sejenak.
saat mentari terbenam perlahan
dan,
bulan yang hadir dengan anggunnya.
diantara itu,
aku merasakan panorama dalam hatiku,
yang seketika menjadi bulir syahdu yang terisap poriku.
kau tak akan tahu, itu ku jamin.
maka,
biarkan saja aku menikmati senjamu itu.
      kau tetap dengan mentarimu, atau berganti dengan bulan mu,
sesukamu,

- R -

Hening itu ( Puisi Cinta )

Tiada bergeming hening itu,

sedang waktu t'lah berlalu menjadi muara yang basah,
rumput yang berembun masih tetap disana.
saat matahari mencoba melihat sinar bintang,

tiada bergeming hening itu,

ketika dara menyanding kasih,
dan berlabuh dalam dekapan syahdu.

Namun, ah...

Hening itu mengusik,
dimana dahulu dara merindu,
menitipkannya pada tiap baris gerimis.
dimana hening itu terasa begitu manis,

Hening itu kembali dan tetap disana.

biarlah semua berada pada tempatnya,
angin yang bertiup memenuhi ruang,
embun yang menetes dengan sejuknya,
dan mentari yang menghangat dengan sinarnya.


- R-